Selasa, 22 Februari 2011

kerinduan

kerinduan - seperti kata pepatah "ada pertemuan pasti ada perpisahan" dalam kehidupan kita bertemu dengan banyak orang tapi akhirnya berpisah juga. adakalanya kita teringat masa-masa yang kita lalui bersama dan merasakan kerinduan terhadap orang-orang semasa itu.bagaimanapun juga semua pasti ada masanya dan waktu tidak mungkin bisa berjalan mundur,yang kita miliki sekarang hanyalah  kenangan yang selalu tersimpan di hati. mengenai arti kata kerinduan itu sendiri rindu bisa diartikan perasaan yang kuat yang menekan hati kita untuk mengulang kenangan masa lalu. kita bisa merasakan rindu pada seseorang,peristiwa,kebiasaan,bahkan kerinduan terhadap waktu. bagaimana mengobati kerinduan itu adalah subjektifitas masing-masing. mungkin dengan membuka kembali album foto bersama orang-orang yang kita rindukan,berkunjung ke tempat yang pernah kita singgahi di masa lalu,bertukar kabar,bertemu langsung dan masih banyak lagi. beruntunglah kita bisa merasakan kerinduan, terkadang kita lupa siapa kita dulu karena kita telah sukses sekarang. dengan kerinduan kita pasti merasa ingin mengulang masa-masa yang telah terlewati,tak peduli siapa kita sekarang. semakin lama kita meninggalkan masa itu tentu kerinduan terasa semakin dalam.

sajak kerinduan :



Tentang Rindu
Jika bintang-bintang sudah tidak dapat lagi menemani
Biarlah ku nikmati kesunyian ini
Jika puisi indah sudah tak dapat lagi mewakili perasaan ini
Biarlah ku nikmati kehampaan ini
Mungkin air mata yang tulus
Akan lebih bermakna daripada tawa penuh dusta
Semoga kerinduan ini kan segera berakhir
Seiring ku dapatkan kerinduan baru yang lebih bermakna
Dan dapat membuat ku bahagia
oleh: Dahyee Poetra
Kerinduan
Meski sejenak bertemu, aku bahagia bisa kembali melihatmu
Di batas-batas kerinduan dan kehampaan tak terasa airmata menetes di pipiku
Hati yang mati suri, tiba-tiba terjaga dan berkata bahwa sesungguhnya rasa masih ada
Baru kumengerti bahwa rasa tak pernah pergi dan sepertinya takkan terganti
Sekeras apapun kumencoba, selemah apapun daya tuk mengingatnya
Hati miliki pilihannya sendiri yang tak bisa diatur oleh akal
Kukira aku sudah berhenti berharap di sekian waktu yang lalu
Kukira aku tak punya lagi hasrat untuk bertemu
Kukira aku takkan lagi melihatmu seindah seperti dulu
Hingga kemarin aku tahu bahwa segalanya tak ada yang berubah
Hanya setumpuk perkiraanku saja yang salah
Sumber: Angrek biru
Cinta dan Rinduku Padamu
Adakah engkau disana sepertiku
Memasuki dunia hayalanku yang mencaci
Aku berhayal berduaan dengan mu
Dimana aku dapat tertawa bersamamu, menggenggam tanganmu
Wahai cintaku disana
Mengapa kau tak mengenaliku
Kau tak tahu apa yang ada di hatiku
Kau tak tahu jika aku memandingi wajah indahmu
Adakah engkau disana sepertiku
Yang tidak sadarkan diri akan cinta yang bersemi
Yang tak mampu mengucapkan kedalaman kerinduan
Saat berhadapan dengan mu
Aku yang terkurung di ruang cinta dan kerinduan ku
Tak dapat berucap padamu, bahkan walau telah menyentuhmu
Setiap menatap matamu terasa menusuk ke jantung hati ku
Engkau cintaku, cinta terpendamku
Engkau rinduku, rindu tak bertuanku.
Rindu
Akan ke manakah angin melayang
Tatkala turun senja nan muram
Pada siapa lagu kuangankan
Kelam dalam kabut rindu tertahan
Datanglah engkau berbaring di sisiku
Turun dan berbisik tepat di sampingku
Belenggulah seluruh tubuh dan sukmaku
Kuingin menjerit dalam pelukanmu
Akan kemanakah berarak awan
Bagi siapa mata kupejamkan
Pecah bulan dalam ombak lautan
Dahan-dahan di hati berguguran
Sumber : www.AsianBrain.com. (Emha Ainun Nadjib)
Selalu Merindu
Rindu adalah tali yang tak pernah putus
Merentang di tiang hati, di tiang mimpi
Kadangkala di singgahi burung yang mengelakkan kabut
Pada pagi dingin yang mengaburkan sinar matahari
Rindu adalah tiang yang tak pernah tumbang
Tegak dilorong kehidupan, disepanjang labuh usia
Disitu tergantung lampu kenangan dan ingatan
Biarpun hari semakin tua dan kelam sudah bermula
Rindu adalah lorong yang tak pernah tertutup
Dari musim ke musim ia menjadi laluan
Pengembara yang mencari cintanya yang hilang
Disitu rumput yang telah lama bertukar warna
Bunga dan daun silih berganti segar dan kuncup
Rindu adalah musim yang tak pernah tentram
Resah datang gelisah berulang mengusik nasib
Hanya dzikir dan do’a menjadi penawar mereda pedih dan sakit
Dan sesekali puisi menjadi nyanyian yang mengharukan
Dalam senyap air mata perlahan-lahan menitik
Sumber : www.AsianBrain.com. (Nurasiyah dan Imat R.)
Lagu Rindu
Teringat ucapan mu padaku
Tunggulah aku bersama cintaku dan kesetiaanku
Dan ku katakan padamu
Bahwa aku akan menunggumu
Suaramu di seberang sana
Mengobati rasa sakit karena rindu
Rasa curiga yang berkecamuk di dada
Namun hanya sekejap saja
Aku memang menunggumu
Selalu menunggumu
Mempertahankan rindu ku
Mengagungkan cinta ku
Aku ingin kaupun begitu
Tetap merindui ku
Mengingat setiap waktu yang telah kita lalui
Dan akan kembali kepadaku lagi
Untuk Ku
Lidah membuat kita terluka
Hingga…
Ego membuat kita terpisah
Aku pergi ke heningan malam
Engkau pergi ke ujung jalan
Tanpa menoleh lagi kebelakang
Di tepi pasir putih ini
Aku kembali merenungimu
Mengapa pengorbanan untuk cinta kita
Tak di anggap ada
Aku kembali kesini
Tempat di saat kita berpisah
Karena rinduku padamu
Berharap kau berfikiran sama
Kembalilah untukku dari ujung jalan sana
Senja Yang Indah
Saat matahari mulai terbenam
Aku melihatmu tersenyum di sampingku
Aku tak berkedip menatap matamu
Bagiku, matamu begitu sempurna
Hari itu
Aku merasakan denyut nadimu
Detakan keras jantungmu
Harum nafasmu
Juga hangat cintamu
Kini tentangmu kujadikan crita sebelum tertidur
Ku jadikan bayang kerinduan sebelum terlelap
Dan Ku jadikan Pelabuhan di alam mimpi
Jiwa ini, Hati ini, Hidup ini begitu merindukanmu
Engkau adalah kisah terindahku
Yang Terjadi
Apa yang akan terjadi pada Diri
Sudah tertulis di Kabut Gunung Giri
Walau seperti menguap di Tengah Hari
Itu masih nyata tertera di Cosmic Memory
Tapi aku harus terus Menyanyikan Lagu
Itulah hiburan melepas Rindu Kalbuku
Rindu kepada yang pernah menemaniku semasa waktu
Kepada Dia yang membuatku terlena
Aku tak mampu
Membuat jadi lebih baik seseorang
Biar kubaca Puisi hanya untuk Batu Karang
Karena Rinduku kepadaNya, Dulu dan Sekarang

RINDU adalah rasa nyaman hanya dengan melihat punggungnya

RINDU adalah melepasnya dengan lambaian dan senyuman di stasiun kala itu

RINDU adalah saat kau mengatakan baik-baik saja padanya, padahal sebenarnya hatimu serasa tertempa ribuan beton karna memikirkannya

RINDU adalah saat kau membuka hati untuknya tapi dia malah mengacuhkannya

RINDU adalah setia menunggunya dalam kesakitan

RINDU adalah tertawa bersamanya dan menghiburnya saat dia mulai terjatuh

RINDU adalah saat kau ingin memeluknya dalam diam tapi lalu kau terhentak dan sadar bahwa itu mustahil

RINDU adalah tentang senyum dan kekehannya yang masih tersimpan di sudut hatimu

RINDU adalah ketika bayangmu melintas di pikiranku sesaat ku membuka mata dari lelap tidurku — Astri Shabrina

RINDU adalah goresan namanya memenuhi buku harianmu

RINDU adalah menangis dalam diam di sela-sela penantian

RINDU adalah penyakit yang lebih ganas dari kanker, karna tidak ada obat atau kemoterapi untuk sedikit demi sedikit melenyapkannya

RINDU adalah ketika kau melihatnya di YM namun tak berani menyapa — Rindu Evelina

RINDU adalah saat kau mengetik sms selamat tidur untuknya namun hanya berani kau simpan di dalam draft

RINDU adalah saat kau sudah berhasil menghapus nomornya dari contactmu tapi kau masih ingat setiap digitnya

RINDU adalah dimana kau ingat lagu kesukaannya, bentuk tulisan tangannya, atau bahkan bau asam badannya

RINDU adalah semua hal kecil tentang dia yang dengan susah payah berusaha untuk kau lupakan

RINDU adalah saat dimana kau selipkan namanya di setiap doamu

RINDU adalah sesak saat kau tahu ternyata dia telah bahagia bersama dengan yang lain

4 komentar:

Anonim mengatakan...

mlah sansoyo nangis bombay aku cut bar moco iki T.T

u know me so well laa --"

kalpika mengatakan...

nano-ok bro , salam knal juga


tole-i don't know u so well

vava mengatakan...

hahaha
kox tole c (-,-")

vava cut..
lali ga tak jenengi..
ngookk -..-

Anonim mengatakan...

='|